Sabtu, 24 Mei 2014

Penelitian Pragmatig





TINDAK TUTUR HUMOR DALAM KELAS ROMBEL LIMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA 2011
Disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah pragmatik
Dosen pengampu Ermi Dyah Kurnia

Oleh :
Nama               : Anzar Subagas
Nim                 : 2601411124
Rombel            : 05



BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013



Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Tindak tutur merupakan gejala individu, bersifat psikologis, dan ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur di titikberatkan kepada makna atau arti tindak, sedangkan peristiwa tutur lebih dititikberatkan pada tujuan peristiwanya (Suwito, 1983:33).  Dalam tindak tutur ini terjadi peristiwa tutur yang dilakukan penutur kepada mitra tutur dalam rangka menyampaikan komunikasi. Agustin (dikutuf Subyakto, 1992:33) menekankan tindak tutur dari segi pembicara. Kalimat yang bentuk formalnya berupa pertanyaan  memberikan informasi dan dapat pula berfungsi melakukan suatu tindak tutur yang dilakukan oleh penutur. Dengan demikian, penutur yang diucapkan suatu tindakan, seperti “Pergi!”, “Silahkan Anda tinggalkan rumah ini, karena Anda belum membayar kontraknya!”, “Saya mohon Anda meninggaln rumah ini” tindak tutur ini merupakan suatu perintah dari penutur kepada mitra tutur  untuk melakukan tindakan.
Dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah kegiatan seseorang menggunakan bahasa kepada mitra tutur dalam rangka mengkomunikasikan sesuatu. Apa makna yang dikomukasikan tidak hanya dapat dipahami berdasarkan penggunaan bahasa dalam bertutur tersebut tetapi juga ditentukan oleh aspek-aspejk komunikasi secara komprehensif, termasuk aspek-aspek situasional komunikasi.
Humor adalah semacam perangsangan (stimulus) yang memancing reflek tawa. Humor yang baik dan dapat dikatakan humor yang santun adalah humor yang bisa membuat orang lain tertawa, tetapi tidak menyakiti perasaan orang lain juga.
Humor dalam tindak tutur sangatlah penting, karena memberikan efek tidak monoton dalam suatu tindak tuturan.  Begitu juga yang terjadi dalam tindak tutur mahasiswa rombel lima prodi pendidikan bahasa sastra jawa UNNES 2011. Seperti contoh :
DENGAN KONTEKS “KETIKA SEDANG BERDISKUSI MEMBAHAS TUGAS APA SAJA YANG SUDAH DIKERJAKAN”.
-          : wis padha rampung tugase ca?
+    : durung, merga durung tak gauli babar blas.


1.1  Rumusan Masalah 
1.      Dimana letak kelucuan tindak tutur yang dilakukan oleh mahasiswa rombel lima prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa UNNES angkatan 2011?
     2.      Ada atau tidak pelanggaran etika humor dalam tindakan tutur mahasiswa rombel lima prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan 2011?
1.3  Tujuan Penelitian
    1.     Untuk mengetahui letak kelucuan tindak tutur yang dilakukan oleh mahasiswa rombel lima prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa UNNES angkatan 2011.
     2.     Untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran etika humor dalam tindak tutur mahasiswa rombel lima prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan 2011.









Bab II
Pembahasan

2.1  Review Jurnal
A.1      Benny & Mice
Komik yang menyorot fenomena realitas kehidupan  social ini menceritakan Benny & Mice yang hidup termarjinalkan di kota besar Jakarta. Setiap tuturan yang di keluarkan oleh Benny & Mice mengandung implikasi akibat dari pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan oleh mereka dalam mengungkapkan fenomena kehidupan.
A.2      Penciptaan  Humor Kartun  & Mice dari Segi Humor Asa Berger.
A.2.1   Penciptaan humor kartun Benny & Mice pada aspek bahasa.
Di jelaskan oleh Berger bahwa teknik penciptaan humor memanfaatkan  aspek-aspek bahasa yaitu makna dan bunyi untuk melahirkan suasana lucu. Hal tersebut di anggap lucu karena apa yang di praanggapkan dengan kenyataan tidak sejajar.
A.2.2     Penciptaan humor kartun Benny & Mice pada aspek logika.
Tuturan humor ditinjau dalam proses terjadinya menurut Berger tekniknya cukup beragam. Namun yang di kelompokan secara garis besar ada empat kategori yg salah satunya adalah Logika (the humor is ideation).
Teknik logika dalam mencapai kelucuan biasanya berisi tentang kemustahilan, kiasan, kecelakaan, susunan, ketaksengajaan, pembandingan, kekecewaan, ketidak pedulian, kesalahan, pengulangan, pemutarbalikan, kekakuan.
A.3      Penciptaan Humor Kartun Benny & Mice melalui penyimpangan Prinsip Kerja Sama.
Didalam komunikasi penutur selalu berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks, jelas, padat dan rigkas sehingga mudah di pahami. Bila terjadi penyimpangan, ada implikasi-implikasi tertentu yang hendak di capai oleh penutur. Namun apabila implikasinitu tidak ada maka penutur melanggar kaidah-kaidah prinsip kerjasama.
A.3.1   Penciptaan humor kartun Benny & Mice melalui maksim kuantitas.
Dalam percakapan, seseorang diharapkan memberikan kontribusi seinformatif mungkin. Namun penyimpangan maksim kuantitas justru dilakukan untuk mencapai kelucuan.
A.3.2   Penciptaan humor kartun Benny & Mice melalui penyimpangan maksim kualitas.
Dalam percakapan, peseta percakapan diwajibkan mengatakan hal yang sebenarnya dalam berkomunikasi. Namun dalam humor ini maksim kualitas justru dilanggar untuk mencapai kelucuan.
A.3.3   Penciptaan humor kartun Benny & Mice melalui penyimpangan maksim  relevansi.
Percakapan yang wajar mewajibkan peserta percakapan untuk memberikan  reaksi atau jawaban sesuai pembicaraan masalah. Namun dalam humor ini justru ketidak relevanan percakapan menimbulkan kelucuan.
A.3.4    Penciptaan humor kartun Benny & Mice melalui penyimpangan maksim  pelaksanaan.
Maksim pelaksanaan mengharuskan pesertanya untuk berbicara secara langsung, tidak taksa dan tidak berlebih-lebihan serta runtut. Maksim ini dalam humor juga dilanggar untuk memunculkan kelucuan.

2.2  Landasan Teori
      Tindak tutur atau tindak ujar dalam bahasa Inggrisnya speech act merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik. Karena sifatnya yang sentral itulah, tindak tutur bersifat pokok dihalaman pragmatik. Pentingnya dan sentrlnya itu tampak di dalam perannya bagi analisis topic pragmmatik lain. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik lain seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama, prinsip kesantunan, dan sebagainya.
      Rasionalitas ditampilkannya istilah tindak tutur adalah bahwa di dalam mengucapkan suatu ekspresi, pembicaraan tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan mengucapkan ekspresi itu. Dalam pengucapan ekspresi itu ia juga menindakkan sesuatu (Purwo 1990:19). Dengan mengacu kepada pendapat Austin (1962), Gunawan (1994:43) menyatakan bahwa mengujarkan sebuah tuturan dapat dilihat sebagai melakukan tindakan (act), di samping memang mengucapkan (mengujarkan) tuturan itu.
      Humor memiliki peranan yang sangat penting, yakni sebagai sarana hiburan dan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia; sebagai penglipur lara karena dapat menyalurkan ketegangan batin yang dapat dikendurkan melalui tawa; dapat memelihara keseimbangan jiwa dan kesatuan sosial dalam menghadapi keadaan yang tidak disangka-sangka.  Penelitian mengenai humor hampir semuanya berpijak pada konsep ketidaksejajaran (incongruity), pertentangan (conflict), dan pembebasan (relief) (Wijana, 2004: 12). Apabila dilihat dari kacamata linguistik, pertentangan dan ketidaksejajaran dalam humor terjadi karena dilanggarnya norma-norma pragmatik bahasa baik secara tekstual maupun interpersonal. Secara tekstual, pelanggaran dilakukan dengan penyimpangan prinsip kerja sama (cooperantiotive principle) dan secara interpersonal dilakukan dengan penyimpangan prinsip kesopanan (politeness principle) serta parameter pragmatik (Wijana, 2004: 6).
2.3  Pembahasan
Humor dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan warna tersenderi bagi setiap orang. Karena humor dapat menimbulkan kelucuan yang dapat membuat orang lain tertawa. Dalam humor itu pasti ada salah satu orang yang menjadi korban untuk bahan lelucon. Pada saat proses kuliah din rombel lima prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa UNNES angkatan 2011 sering kali terjadi tindak tutur humor antar mahasiswa. Itu semata-mata hanya untuk menjalin keakraban dalam rombel. Tindak tutur humor yang sering terjadi di rombel lima yaitu berupa saling mengejek antar teman, sindiran berupa pragmatik, dan mengerjai antar teman. Sebagai contoh :
DALAM KONTEKS KETIKA AKAN MENGIKUTI PORSIATER JURUSAN BAHASA JAWA, YAITU LOMBA FUTSAL.
            Bayu : “ Jong, dhewe sesok kudu menang lawan smester enem lho”.
            Yongki : “Apa dhewe ya iso?”
Jawaban Yongki yang sepertin itu dengan mukanya yang datar, menjadikan bahan tertawaan teman-teman satu rombel.
Tindak tuturan antara Bayu dan Yongki tersebut dapat dikategorikan tindak tutur humor, karena dapat membuat orang lain tertawa dengan didukung ekspresi ciri khas mereka berdua.
Dalam humor juga terdapat batasan-batasan agar tidak menjadikan orang lain tersinggung dengan tindak tutur humor yang dilaksanakan temannya. Dalam penciptakan humor
Di rombel lima tidak melanggar etika dalam humor. Itu dikarenakan semua yang mendengarkan tindak tuturan tersebut tertawa semua dan jelas maksudnya. Dan juga tidak ada yang merasa tersinggung dengan apa yang dituturkan.



  
Bab III
Penutup

3.1 Simpulan
      Tindak tutur humor meupakan bagian dari warna-warni kehidupan sehari-hari. Tak hanya orang desa, kota, anak-anak, orang tua, dan remaja. Humor juga digemari dalam lingkungan mahasiswa, seperti yang dicontohkan dalam makalah ini. Dalam tindak tutur humor juga perlu memperhatikan etika, jangan sampai membuat orang lain tersinggung dengan lelucon kita.
3.1 Saran
      Semoga makalah ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. CV. IKIP Semarang Press: Semarang.
Wijaya, Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. ANDI: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar