Jumat, 21 Februari 2014

Angin (malam) Metropolitan

Hembusan yang tak terpikir olehku
Perlahan menghampiri, menyelimuti, memeluk
Sendi-sendi tertusuk olehmu
Tubuh tak beranjak menahan sakit darimu
Mengeluh, apa guna bagiku
Wahai angin malam …..
Banyak orang mengacuhkan
Beranggapan disengsarakan
Mungkin iya …..
Hawa dingin yang kau hembuskan
Tak lebih segar,
Tak lebih menarik dari dinginnya pegunungan
Wahai angin malam …..
Kau balas semua itu dengan kesetiaanmu
Selalu menghampiri tanpa kau hiraukan sekitarmu
Yang menganggap hadirmu tanpa arti
Di sudut kota (itu) termenung
Menikmati hembusan sang angin,
angin khas malam metropolitan
Sejuta warna gemerlap lampu kota yang tampak
Menyatu dengan angin malam
Pikirku, tak seperti anggapan mereka kepada sang angin
Tatkala berteman dengan dingin (itu).

Cesc_AS;04 “13-02-2014″

Tidak ada komentar:

Posting Komentar