Sabtu, 22 Februari 2014

Sejuta Keindahan "Sikunir"

Image
Tepat pukul 03.00 WIB dini hari, 3 Februari 2013. 10 remaja (Aji, Bayu, Yongki, Alam, Bagas, Tyas, Wulan, Mentari, Tere, Iis) dan seorang bapak yang bernama Pak Marno berangkat dari rumah menuju desa tertinggi yang ada di pulau Jawa, yaitu desa Sembungan. Hawa dingin yang menyelimuti udara dini hari itu tak menyurutkan semangat mereka yang sudah merencanakan di malam sebelumnya untuk melihat sunrise di Sikunir. Sebelumnya kami merencanakan berangkat jam 02.00 WIB, karena Bapak Marno mengatakan jarak rumah sampai ke tempat tujuan cukup jauh, dan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Tetapi rencana itu tak sesuai harapan karena kami bangun telat. Hal itu tidak menyurutkan semangat kami, dan bergegas untuk berangkat.
Di perjalanan, hawa dingin itu sangat terasa menyelimuti tubuh kami, khususnya kami yang tak terbiasa dengan hawa pegunungan, karena tempat tinggal kami di daerah pesisiran ataupun perkotaan. Pak Marno sebagai pemandu jalan begitu gagah mengendarai motor memimpin rombongan. Kami begitu yakin mengikuti dari belakang secara beriringan. Dalam perjalanan kami sempat salah jalan karena Pak Marno lupa, beliau mengatakan sudah lama tidak berkunjung ke sana. Kami berhenti sejenak dan Pak Marno menelfon temannya diwaktu dini hari, yang secara etika tidak baik. Tetapi setelah mencoba menelfon akhirnya diterima telfon dari Pak Marno dan kami mendapat jalan terang untuk melanjutkan perjalanan.
Pada awalnya kami mengira akan terlambat untuk menyaksikan sunrise karena kami bangun terlambat. Akan tetapi bapak yang menjadi pemandu di depan sangatlah bersemangat dan cukup kencang mengendaria mengejar sang waktu agar cepat sampai dan bisa menyaksikan keindahan dari-Nya yang sungguh luar biasa. Kami sebagai anak muda tak mau kalah dan mengendarai motor dengan kencang di belakang beliau. Meskipun udara dingin menjadi musuh kami, yang menjadikan badan terasa kaku, tentulah tidak menjadi penghambat semangat kami.
Sampai di area penitipan motor tepat pukul 04.45 WIB. Waktu yang menunjukkan untuk sholat subuh. Air di sana tak ada untuk dapat digunakan wudhlu. Ada seorang pedagang yang baik hati menawarkan air secukupnya untuk berwudhu. Akan tetapi dari beberapa dari kami memilih untuk tayammum sebab tak kuat untuk terkena air karena sangat dingin cuacanya. Setelah sholat selesai kami pun bergegas untuk melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Berjalan menapaki jalan setapak menuju puncak Sikunir yang jaraknya lumayan berliku dan cukup menantang adrenalin kami.
Image
Jalan yang berliku, licin, dan terjal telah kami lalui bersama dan itu terbayar sudah ketika sampai di puncak Sikunir. Sangatlah terkejut karena sudah banyak orang yang sampai duluan di puncak tersebut. Mereka juga melakukan perjalanan dengan penuh perjuangan untuk bisa melihat sunrise dari atas puncak Sikunir. Sampai di atas puncak tepat pukul 05.15 WIB, dan sunrise-pun belum menampakkan keelokannya. Waktu yang kami nanti-nanti telah tiba, sunrise menampakkan semburat cahaya merah keemasan yang membuat kami sangat senang dan puas dengan apa yang kami lakukan untuk sampai di puncak tersebut.
Keindahan yang menunjukkan kekuasaan Tuhan begitu sungguh istimewa. Sangatlah bersyukur bisa menyaksikan kekuasaan-Nya. Keindahan yang teristimewa itu tak pernah berbohong, sungguh mengagumkan. Perjalan yang tak akan pernah terlupakan dalam memori. Awal mula perjalanan yang panjang bersama kawan-kawan tercinta. Terimakasih kawan semua dan terima kasih kepada Pak Marno beserta keluarga.  _ “Cesc_AS”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar